Nunukan – Jejak petualang adalah sebuah program petualangan TRANS 7, Menjelajahi keindahan alam, seni budaya sekaligus menggali potensi nusantara serta berbagai kegiatan petualangan ekstrim. Kali ini tim dari jejak petualang Trans 7 akan mengambil spot di daerah Kalimantan utara tepatnya di kab. Malinau dan kab. Nunukan.
Kec. Lumbis adalah destinasi pertama di Kaltara dari tim Jejak petualang ini. Dalam syuting kali ini tim akan mengikuti bagaimana cara warga desa Deralon Kec. Lumbis Kab. Nunukan, Kalimantan Utara ini mengolah bahan pangan tradisonal khas daerah Lumbis yang sangat terkenal yaitu iluy.
Kedatangan tim jejak petualang disambuat dengan penuh antusias warga desa dan yang pastinya tidak ketinggalan bhabinkamtibmas dan babinsa desa tersebut ikut serta dalam hal pengamanan dan pengawalan jalannya syuting agar berjalan lancar tanpa ada gangguan dari pihak manapun, Selasa (31/01/17) pukul 14.00 wita.
Kali ini Kapolsek Lumbis AKP I Ketut Kasihana, S.H memerintahkan bhabinkamtibmas Bripda Deni Dwi Ramdi untuk ikut mendampingi tim Jejak Petualang selama proses syuting berlangsung. Di hari pertama tim jejak petualang memulai syuting dengan agenda memanen ubi, mengikuti proses pembuatan iluy dan makan iluy bersama dengan warga desa. Iluy adalah makanan tradisional khas suku dayak yang dibuat dengan singkong dan dikombinasikan dengan sayur daun ubi dan sup ikan.
“Alhamdulillah proses syuting hari ini berjalan lancar dan sesuai rencana meskipun dari pagi sampai sore, tetapi demi kenyamanan bersama itu bukanlah masalah”, kata Bripda Deni Dwi Ramdi. Rencananya Tim Jejak Petualang akan mengambil spot di Malinau dan akan dinlanjutkan lagi ke lumbis ogong. “Kami bersama babinsa siap untuk mengawal proses syuting sampai selesai, bukan tidak mungkin kami akan ikut ke perbatasan”, sambung Kapolsek Lumbis AKP I Ketut Kasihana, S.H.
Ditempat terpisah Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana mengatakan dirinya sangat senang jika ada sebuah program-program TV yang berkunjung ke daerah perbatasan seperti Kec. Lumbis ini. “Sangat menarik sekali, momen ini juga bisa memperlihatkan situasi dan kondisi serta keseharian warga masyarakat perbatasan kepada khalayak umum”, kata Ade Yaya.