tribratanewspoldakaltim.com, BERAU – Awal musim kemarau 2023 diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi pada bulan April. Salah satu bencana yang memiliki indeks resiko tertinggi adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Menjelang musim kemarau seperti sekarang, kita harus mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang bisa saja terjadi,” kata Kapolres Berau AKBP Sindhu Brahmarya.

Diketahui, pada tahun 2022 kemarin, karhutla di Bumi Batiwakkal terjadi sebanyak 34 kasus. Dengan luas lahan terbakar mencapai 87,5 hektare.

Ia menuturkan, saat ini sedang memasuki peralihan musim hujan ke musim kemarau. Sindhu mengajak masyarakat Berau untuk bersama-sama dalam mencegah karhutla.

“Mari kita bersama-sama untuk bersatu dalam mencegah dan melawan karhutla,” kata orang nomor satu di Polres Berau ini.

Ia mengatakan, semua pihak harus bersiaga, menjaga dan mengamankan kawasan hutan untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Peran strategis antar pihak terkait mulai TNI-Polri, BPBD, KPHP, relawan maupun masyarakat turut berperan dalam upaya pengendalian karhutla.

Harapannya, pengendalian Karhutla ini untuk memprioritaskan pencegahan dan deteksi secara dini di lapangan. Jangan sampai terlambat, nanti akan lebih sulit upaya pemadaman yang dilakukan.

“Prioritaskan pencegahan serta deteksi dini di lapangan. Saling berkoordinasi terutama saat memantau area-area titik rawan panas,” jelasnya.

Humas Polda Kaltim

Share.

Comments are closed.

© Copyright 2024 || Polda Kaltim kaltim.tribratanews.com

Exit mobile version