kaltim.tribratanews.com, Paser – Kompol Irawan Setyono bak pahlawan bagi masyarakat di Desa Muara Andeh, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Berkat jiwa sosial yang tinggi, ia berhasil menghidupkan desa di daerah pedalaman ini lewat program polisi mengabdi.

Pria yang sempat menjabat sebagai Wakil Kepala (Waka) Polres Paser ini berusaha memberikan hak rasa aman kepada masyarakat desa tersebut. Dia menghidupkan kembali pos polisi yang terbengkalai sejak 2010 silam.

detikcom kemudian menghubungi Sekretaris Desa Muara Andeh Mika untuk menggali lebih dalam sosok Kompol Irawan Setyono dan apa saja yang telah dilakukannya untuk masyarakat. Kompol Irawan dikenal pernah merenovasi satu-satunya sekolah dasar (SD) di sana, bahkan turut andil mengajar 38 siswa yang terdiri dari kelas 1 sampai 6 SD di sana.

“Terakhir kali pos ini terisi pada 2009 lalu saat ada kerusuhan, dua tahun setelahnya pos ini vakum dan akhirnya dihidupkan kembali oleh pak Waka. Bahkan beliau dan seluruh polisi yang ada di sini juga ikut mengajar siswa SD di sini,” ujar Mikael, kapada detikcom, Rabu (22/3/2023).

Mikael mengatakan, sejak polisi mengabdi masuk ke desa Muara Andeh asumsi masyarakat kini telah berubah. Warga yang awalnya takut dengan polisi, kini mulai terbuka dan lebih percaya.

“Polisi itu kan sangar ya. Tapi dengan program polisi mengabdi ini asumsi masyarakat berbeda, kami juga bisa berteman dengan polisi kok. Istilahnya sangat membawa dampak positif sekali bagi masyarakat kami,” kata dia.

Hal yang sama juga diutarakan oleh salah satu guru di SDN 008 Muara Samu, Nofia Sulistyani. Wanita yang akrab disapa Nofi itu menyebut, dengan adanya polisi di desa ini bisa merubah mindset anak-anak terkait cita-citanya. Mereka yang mulanya hanya ingin menjadi tukang bengkel, kini beralih ingin menjadi polisi.

“Karena memang desa ini berada di pedalaman, anak-anak di sini tak banyak yang ingin sekolah. Yang bersekolah pun banyak yang cita-citanya awalnya ingin jadi tukang bengkel saja, setelah ada polisi jadi tergugah hati mereka untuk jadi polisi juga,” tuturnya.

Nofia mengatakan, dengan perubahan mindset ini menjadi satu langkah maju bagi anak-anak di Desa Andeh. Bahkan mereka jadi lebih semangat untuk bersekolah.

“Mereka jadi semangat sekolahnya, bahkan ada yang jam 5 pagi sudah di sini sama orangtuanya. Polisi-polisinya kan juga mengajar di sini, saking senangnya mereka diajarin, kalau pak polisinya pulang (rolling) sampai bilang ‘bapak jangan pergi’ ‘ke sini lagi, ya’,” terangnya meniru perkataan anak-anak.

Program yang diusung Kompol Irawan ini dinilai sangat dibutuhkan di Muara Andeh. Mereka bahkan meminta agar Kapolri turut mengapresiasi dan mempertahankan agar program ini terus berjalan di desa mereka agar bisa keluar dari ketertinggalan informasi.

Terpisah, Irawan memastikan bahwa program Polisi Mengabdi ini akan terus berjalan. Meski dirinya tak lagi menjabat sebagai Wakapolres Paser terhitung 18 Maret 2023.

Bahkan ia akan mengupayakan agar jaringan segera masuk ke desa ini. Sebab saat ini jaringan masih menjadi masalah yang dirasakan masyarakat Andeh.

“Sampai saat ini yang masih belum terealisasi adalah jaringan. Ada provider XL tapi tak maksimal dan sulit digunakan. Saya masih upayakan agar provider Telkomsel juga bisa masuk dan sudah koordinasi juga dengan Pemkab Paser agar dibantu penguat signal. Tapi saya pastikan program ini akan terus berjalan,” tutupnya.

Diketahui, Desa Muara Andeh merupakan satu dari desa pedalaman di Kecamatan Muara Samu, Paser. Untuk sampai ke desa ini dibutuhkan waktu sekitar 6 jam perjalanan dengan jarak tempuh 60 Km dari Kantor Kecamatan Muara Samu.

Meski terkendala jaringan, masyarakat Andeh beramai-ramai keluar dari desanya dan mendaftarkan Irawan sebagai kandidat Hoegeng Award 2023.

Humas Polda Kaltim

Share.

Comments are closed.

© Copyright 2024 || Polda Kaltim kaltim.tribratanews.com

Exit mobile version